Posted by PT. Solid Gold Berjangka on Minggu, 06 November 2016
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Solikin M Juhro mengatakan, pelemahan rupiah yang terjadi pada akhir pekan lalu menurutnya hanya temporer. namun tetap konsisten dalam melakukan kebijakan moneter maupun fiskal agar dinilai lebih kredibel.
"Dengan begitu tentu orang akan senang untuk berinvestasi di sini karena kemarin sudah dicapai itu stabilitas. Stabilitas makro tidak taken for granted. Itu diupayakan, dijaga," tuturnya. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan ekonomi domestik pada 2017 akan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun ini. Dengan sikap pemerintah yang positif, pelaku usaha melihat ke depan ekonomi Indonesia memiliki banyak potensi untuk menarik investor.
Sehingga, kata Solikin, pemerintah dan otoritas harus memperkuat koordinasi, Hal ini karena Indonesia saat ini telah dipercaya oleh dunia internasional dan memiliki iklim yang menarik untuk berinvestasi. Selain itu kebijakan kenaikan suku bunga bank sentral AS, Fed Fund Rate dan kebijakan Cina, juga tentunya diantisipasi oleh pasar finansial dunia.
Menurutnya, tantangan terberat perekonomian di tahun depan masih karena ketidakpastian global. Ekonomi dunia masih belum solid, dan tumbuh belum merata hingga proyeksi pertumbuhannya direvisi turun dari sebelumnya.
"Itu statement yang sangat strong, seperti pujian karena kita mampu melaksanakan kebijakan yang konsisten, prudent fiskalnya juga structure reform yang timely dan dikawal dengan baik. Ini yang menjadi kunci kenapa kita bisa menjaga stabilitas dengan baik," ujar Solikin di Jakarta, akhir pekan lalu.
Di sisi lain, pernyataan Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyebutkan Indonesia berhasil menavigasi ekonomi dengan baik untuk mengarungi badai ketidakpastian global, merupakan pernyataan yang kuat untuk menarik investor.
Solikin menuturkan, apabila stabilitas dijaga dengan baik, Indonesia memiliki ruang yang cukup untuk menopang ekonomi supaya lebih kuat lagi. Dengan adanya persepsi yang bagus dari dunia Internasional, maka nanti ekonomi Indonesia bisa lebih baik lagi di masa depan.
BI: Dampak Pilkada terhadap ekonomi tak besar | PT. Solid Gold Berjangka Cabang Semarang
Direktur Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI), Solikin M Juhro mengatakan, pilkada tahun ini turut menyumbang pertumbuhan ekonomi. Sebagai gambaran, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan LNPRT kuartal I-2016 sebesar 6,4% year on year (yoy).
Bank Indonesia (BI) memandang dampak pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang tercermin pada komponen pengeluaran lembaga non profit rumah tangga (LNPRT) terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak terlalu besar. Sayangnya, Solikin masih belum bisa menyebutkan perkiraan kontribusi LNPRT kuartal III dan hingga akhir tahun nanti.
Namun ia memperkirakan pada kuartal III-2016 ekonomi akan tumbuh 5% yoy dan masih di kisaran 4,9%-5,3% hingga akhir tahun. "Dampak Pilkada yang sekarang ini lebih kecil dari sebelum-sebelumnya. Apalagi sekarang banyak yang punya stasiun televisi juga, jadi tidak perlu iklan yang banyak sehingga ada dampaknya tetapi kecil," kata Solikin, Sabtu (5/11).
Namun demikian, kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi hanya 1,16%. Pada kuartal II-2-16, pertumbuhan LNPRT lebih tinggi lagi, yaitu 6,72%. Namun kontribusinya menurun menjadi 1,14%. Namun kontribusinya tak sebesar tahun-tahun sebelumnya.
Sepanjang 2016, BI Sudah Turunkan Suku Bunga Acuan 1,5% | PT. Solid Gold Berjangka Cabang Semarang
"Kita lihat inflasi stabil, CAD terjaga dan perbankan juga sehat sehingga kita punya space mendorong perekonomian lebih kuat," kata Solikin. Bank Indonesia (BI) sepanjang tahun ini sudah menurunkan suku bunga acuannya sebanyak 150 basis poin (bps) atau 1,5%. Pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan BI untuk memacu pertumbuhan ekonomi dengan memacu pertumbuhan kredit.
"Januari sampai Oktober BI sudah menurunkan 150 bps. Ini sudah rekor signifikan juga menurunkan GWM 150 bps. Kita ingin ekonomi tumbuh lebih baik," ujar Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Solikin M Juhro di Gedung Pascasarjana UGM, Jakarta Selatan, Sabtu (5/11/2016). Dirinya juga menambahkan, besaran inflasi terjaga dalam target pemerintah di kisaran 4% plus minus 1%. Hingga akhir tahun, inflasi diproyeksikan mendekati batas bawah alias di kisaran 3%.
Suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate saat ini berada di level 4,75% setelah dipangkas 25 bps di Oktober kemarin. Selain itu, BI juga menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 150 bps. Defisit transaksi berjalan juga masih dalam level yang aman. "Suku bunga diturunkan kita ingin menjaga ekonomi stabil. Pada saat stabilitas terjaga ada ruang mendorong pertumbuhan ekonomi," lanjut Solikin.