Posted by PT. Solid Gold Berjangka on Selasa, 18 Oktober 2016
Banyak pemuda di Amerika Serikat (AS) frustasi karena tidak puas dengan sosok kandidat presiden yang akan mereka pilih 8 November 2016 nanti. Dalam sebuah survei atau jajak pendapat, banyak pemuda AS lebih memilih meteor raksasa yang menghancurkan Bumi ketimbang memilih Donald Trump atau Hillary Clinton sebagai Presiden AS. ”Jelas, kami tidak berpikir bahwa mereka serius,” kata Dyck dalam sebuah wawancara telepon pada hari Selasa, yang dilansir Reuters, Rabu (19/10/2016). Kemudian, 26 persen responden mengatakan bangsa AS akan lebih baik untuk memilih pemimpin berikutnya dalam undian secara acak.
”Fakta bahwa satu dari empat anak muda kita memilih ‘Meteor Raksasa’, itu memberitahu Anda sesuatu tentang ketidakpuasan politik yang sedang ditunjukkan oleh pemuda Amerika,” lanjut Dyck. Jajak pendapat itu digelar UMass Lowell Center for Public Opinion yang bekerjasama dengan Odyssey Millennials. Co-director UMass Lowell’s Center for Public Opinion, Joshua Dyck, mengatakan jajak pendapat menunjukkan tingkat ketidakbahagiaan para pemuda AS tentang sosok kandidat presiden yang ada.
Masih menurut hasil jajak pendapat, sebanyak 39 persen responden mengatakan bahwa mereka lebih suka pada Presiden Barack Obama dan berharap Obama jadi presiden seumur hidup AS daripada harus menyerahkan kekuasaan pada Hillary atau Trump.
Sebanyak 53 persen dari 1.247 orang berusia 18 sampai 35 mengatakan bahwa mereka akan lebih memilih untuk melihat meteor raksasa yang akan menghancurkan dunia daripada harus Trump. Sebanyak 34 persen lebih memilih pemusnahan planet Bumi ketimbang memilih Hillary Clinton.
Survei itu juga ramai di Twitter dengan munculnya hashtag "#GiantMeteor2016”. Hastag itu menjadi referensi bahwa banyak pemuda AS lebih memilih meteor yang akan menghancurkan bumi sebagai “calon presiden imajiner”. Pilihan itu sekaligus mengekspresikan rasa frustasi mereka soal Pemilu Presiden AS tahun ini.
Sebanyak 10.000 Ekor Katak Mati Secara Misterius di Peru | PT. Solid Gold Berjangka Cabang Lampung
Para aktivis kemudian mengambil sekitar 100 bangkai katak itu dan membawanya ke alun-alun Puno, kota utama kawasan tersebut. Katak-katak itu terancam punah karena diburu untuk dikonsumsi manusia, karena habitat mereka yang hilang dan kehadiran spesies invasif mengambil alih habitat mereka.
"Mereka tidak tahu betapa besar dampak polusi itu. Situasi ini sangat menjengkelkan," tambah Inquilla. Katak air jenis Titicaca ini merupakan spesies langka yang hanya ditemukan di danau air tawar besar yang membelah negara Peru dan Bolivia itu. Akibat jenis kulit mereka yang kendur, katak-katak tersebut kadang-kadang disebut katak skrotum Titicaca. "Saya harus membawa katak-katak mati itu kepada mereka. Pihak berwenang tidak menyadari bagaimana kita hidup," ujar pemimpin protes Maruja Inquilla kepada AFP.
Katak air Titicaca (Telmatobius culeus) memiliki kulit yang berlipat-lipat untuk meningkatkan luas permukaan kulit agar membantu hewan amfibi ini menyerap lebih banyak oksigen dari udara sekitarnya. Organisasi bernama Komite Melawan Polisi di Sungai Coata mejelaskan kepada kantor berita AFP bahwa pemerintah Peru gagal mengatasi masalah polusi yang serius.
Mereka menambahkan, pemerintah telah mengabaikan permohonan untuk membangun instalasi pengolahan limbah di tempat itu. Organisasi lingkungan Peru tengah menyelidiki kematian sekitar 10.000 ekor katak yang bangkai-bangkainya ditemukan di sebuah sungai di bagian selatan negara itu. Organisasi tersebut mengatakan, polusi di Sungai Costa diduga kuat menjadi penyebab kematian katak-katak itu.
"Berdasarkan laporan warga setempat dan sampel-sampel yang diambil pada hari-hari setelah insiden itu, diyakini lebih dari 10.000 katak terpapar polusi hingga ke daerah yang berjarak lebih dari 50 kilometer," demikian pernyataan Sefor. Badan Kehutanan dan Satwa Liar Nasional Peru (Sefor) mengatakan mereka sedang menyelidiki fenomena tersebut.
Bupati Kebumen Minta KPK Buka Segel 9 Ruangan Hasil OTT | PT. Solid Gold Berjangka Cabang Lampung
Menurut Yahya, pihaknya berusaha agar pelayanan kepada masyarakat tidak terganggu dengan adanya penyegelan. Bupati Kebumen M Yahya Fuad meminta agar KPK membuka segel 9 ruangan yang disegel sebagai buntut operasi tangkap tangan (OTT) Sabtu 15 Oktober lalu. Permintaan itu dilakukan dengan alasan agar ruangan tersebut bisa dimanfaatkan lagi.
Sembilan ruangan yang disegel antara lain ruang kerja Sekretaris Daeah (Sekda), ruang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), ruang Dinas Pariwisata, dan dua ruang di DPRD Kebumen milik Sekretaris Dewan dan sisanya ruang anggota DPRD.
Sementara itu, Basaria mengatakan pihaknya juga berusaha sesegera mungkin bisa membuka segel 9 ruangan itu. Penyegelan dilakukan untuk kepentingan penyidikan. "Pelayanan publik tetap berjalan, misal ruangan kepala Dikpora disegel, bisa ngantor di ruang rapat di sebelahnya," kata Yahya di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Jalan Pahlawan, Semarang, Selasa 18 Oktober 2016.
KPK menggelar OTT hari Sabtu 15 Oktober lalu terkait kasus suap. Ada enam orang yang ditangkap dan dua diantaranya ditetapkan sebagai tersangka yaitu Ketua Komisi A DPRD Kebumen Yudhy Tri Hartanto dan seorang PNS di dinas Pariwisata Kebumen, Sigit Widodo. "Ya sesegera mungkin. Tim masih di sana melakukan langkah-langkah yang diperlukan dalam penyidikan," kata Basaria.
Yahya menegaskan pihaknya akan berusaha menyerahkan permohonan kepada KPK hari ini untuk membuka segel karena bertepatan dengan adanya Rapat Koordinasi Bupati/Wali Kota Dalam Rangka Mengingkatkan Kinerja Akuntabilitas Integrasi Pelayanan Publik se-Jawa Tengah yang dihadiri Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan.