Posted by PT. Solid Gold Berjangka on Selasa, 15 November 2016
"Kami lihat ini bukan hanya Bank BRI yang mengalami penurunan, tetapi juga semua saham itu kan mengalami penurunan," ungkap Asmawi, Selasa (14/11). Direktur Utama Bank BRI Asmawi Syam membenarkan, pihaknya ikut dipanggil Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kemarin sore bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait dengan pelemahan IHSG dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
PT Bank Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melihat kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tengah anjlok sifatnya hanya sementara sembari menunggu kepastian langkah-langkah kebijakan yang akan diambil oleh pemenang dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS). Adapun, harga saham Bank BRI pada perdagangan kemarin ditutup pada harga Rp11.125 per lembar. Selain itu, tak hanya bursa saham Indonesia yang mengalami penurunan saat ini. Bursa saham di beberapa negara lainnya pun ikut melemah imbas kemenangan Donald Trump.
Sebagai informasi, IHSG hari ini ditutup melemah tipis 37,23 poin (0,72 persen) ke level 5.078. Sementara, IHSG kemarin sore masih ditutup negatif sebesar 2,22 persen ke level 5.115. Namun ia menegaskan, bukan hanya harga saham BBRI yang terkena koreksi, melainkan juga beberapa saham emiten lainnya, seperti emiten-emiten blue chip yang juga melemah. Sehingga, Asmawi yakin, sifat pelemahan bursa saham dalam negeri dan beberapa kawasan lainnya pun hanya bersifat sementara.
"Ini sambil menunggu situasi misalnya apakah benar atau akan seberapa besar dampak pengaruh pilpres AS, rencana-rencana dia ada tapi kan belum direalisasikan. Kami akan menunggu misalnya pemilihan kabinet pemerintahan Trump juga kan belum," papar Asmawi. Sementara, saham Bank BRI pada hari ini ditutup di level Rp11.025 atau turun 100 poin (0,90 persen).
Riset Saham MNC Securities: IHSG Berpeluang Rebound di Kisaran 5.029-5.131 | PT. Solid Gold Berjangka Cabang Palembang
Tidak hanya itu, pergerakan IHSG juga dipicu kombinasi naiknya EIDO, DJIA, minyak, emas dan nikel di tengah kejatuhan timah dan CPO serta akan diumumkannya gelar perkara kasus penistaan agama jam 11.00 oleh polri. Pergerakan saham Indonesia hari ini diprediksi akan berada di jalur hijau.
“IHSG kami perkirakan berpeluang rebound di hari Rabu dengan range 5.029-5.131,” kata dia dalam risetnya di Jakarta, Rabu (16/11/2016). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diyakini bergerak di kisaran 5.029-5.131.
Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menjelaskan, dari dalam negeri, berlanjutnya net sell investor asing hingga hari kedua di minggu ke-11 mencapai Rp13,98 triliun sehingga net buy asing turun 35,04% dari level tertingginya menjadi Rp25,92 triliun.
Indeks BEI ditutup melemah 37,23 poin | PT. Solid Gold Berjangka Cabang Palembang
Dari bursa regional, indeks Hang Seng bursa Hong Kong menguat 101,69 poin (0,46 persen) ke level 22.323,91, indeks Nikkei-225 bursa Tokyo turun 4,47 poin (0,03 persen) ke level 17.668,15, dan Straits Times Singapura menguat 10,28 poin (0,37 persen) posisi 2.797,55. Sepanjang hari ini transaksi di BEI mencapai frekuensi 360.381 kali dengan total saham diperdagangkan 9,950 miliar lembar saham senilai Rp8,79 triliun.
"IHSG kembali mengalami tekanan setelah sempat menguat hampir 1 persen pada perdagangan hari ini (15/11)," kata Analis Reliance Securities Lanjar Nafi di Jakarta. "Secara teknikal, indeks BEI diproyeksikan bergerak 5.037-5.251 poin pada Rabu (16/11) besok, dengan potensi menguat," katanya. IHSG BEI ditutup melemah 37,23 poin atau 0,72 persen menjadi 5.078,50. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia di Oktober 2016 sebesar 1,21 miliar dolar AS dipicu oleh surplus neraca perdagangan nonmigas senilai 1,71 miliar dolar AS.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa ditutup melemah lagi seiring dengan derasnya aksi lepas saham oleh investor asing. "Data aktivitas ekspor dan impor yang dirilis cukup positif belum mampu menahan aksi jual investor asing," katanya. Pada saat yang bersamaan, neraca perdagangan migas tercatat defisit senilai 503,50 juta dolar AS.
Sementara itu, Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menambahkan bahwa data ekonomi domestik yang menunjukkan dalam kondisi terkendali berpeluang menjadi penopang IHSG kedepannya. Berdasarkan data BEI, pelaku pasar asing membukukan jual bersih atau "foreign net sell" sebesar Rp551,80 triliun pada Selasa (15/11) ini. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 5,84 poin (0,68 persen) menjadi 849,06.