Posted by PT. Solid Gold Berjangka on Minggu, 20 November 2016
"Ada penundaan pangkat, penurunan pangkat, pemberhentian dengan hormat, dan satu pemberhentian tidak hormat," kata Sumarsono di Balai Kota, Senin (21/11/2016). Jenis sanksi yang akan diberikan bervariasi sesuai bentuk kesalahan yang dilakukan sebelumnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, mengatakan 36 PNS yang diberi sanksi adalah mereka yang sudah pernah melakukan kesalahan sebelumnya. PNS yang disanksi terdiri dari para staf dan pejabat eselon IV, mayoritas dari Satuan Polisi Pamong Praja. Setelah ditindaklanjuti, Sumarsono menyebutkan hanya ada 36 PNS yang sudah pernah melakukan kesalahan sebelumnya. Kondisi itulah yang dijadikan Sumarsono sebagai patokan untuk pemberian sanksi.
Sebanyak 36 pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan diberi sanksi karena bolos kerja saat ada aksi demonstrasi pada Jumat (4/11/2016) silam. "Yang jelas di depan mata dan dilaporkan ada 36 sanksi. Total ada 36 yang memang dilaporkan ke gubernur. Yang lainnya itu peringatan tertulis saja," kata Sumarsono.
Pada awalnya, sebanyak 6.212 PNS tercatat dan terverifikasi membolos pada 4 November 2016. Terhadap 36 PNS yang mendapat sanksi, Sumarsono memastikan seluruhnya tidak ada yang merupakan pejabat struktural. "Eselon II dan III hampir enggak ada. Berarti pembinaan kami enggak sampai level bawah. Ini akan jadi instrospeksi," kata Soni, sapaan untuk Sumarsono.
Wapres JK Tanyakan Masa Depan AS ke Obama | Solid Gold Berjangka
"Saya tadi bicara dengan Obama. Pertanyaan saya tentang kampanye Trump (Donald Trump, Presiden terpilih AS)," katanya seusai penutupan KTT APEC di Ibu Kota Peru itu, Minggu sore (Senin WIB). "Semua negara memang sudah mengantisipasinya agar tidak terjadi perang dagang, tapi memang AS itu konsumen terbesar," kata Wapres.
Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat menanyakan tentang masa depan Amerika Serikat kepada Presiden Barack Obama di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Lima, Peru. Menurut Kalla, topik pembicaraan KTT APEC di Lima itu lebih banyak pada kebijakan AS di bawah pemerintahan Trump pada tahun depan.
"Saya tanya, apakah Trump merealisasikan 50 persen (program) kampanyenya ataukah di bawahnya? Obama jawab, di bawah 50 persen. Jadi, saya yang buat angka (persentase) agar dia (mudah) jawab," ujar Kalla. Menurut dia, Obama mengingatkan semua negara agar tidak terlalu resah terhadap kampanye Trump yang dinilai bakal menerapkan kebijakan proteksionis.
Kalla menjelaskan bahwa KTT APEC telah menghasilkan komunike sebanyak 350 baris yang memuat banyak hal, termasuk komitmen bersama untuk mewujudkan perdagangan bebas tanpa diskriminasi sebagaimana yang dicita-citakan para deklarator APEC di Bogor (Bogor Goals) pada 1994.
Selain dengan Obama, Kalla juga sempat berbicara dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. "Jepang tanya kepada kita, mana lagi yang perlu dibantu. Dia sangat terbuka untuk bantu kita. Tapi kitanya yang memperlambat," ujarnya seraya menyebutkan beberapa proyek di Indonesia yang dibiayai Jepang.
Dipimpin Donald Trump, AS Bersedia "Damai" dengan Rusia | Solid Gold Berjangka
Obama dan Putin sempat bersalaman di Lima. Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, dalam pernyataan yang dirilis Russia Today mengakui bahwa kedua presiden itu kecewa dalam proses penyelesaian krisis Ukraina. Putin melanjutkan, bahwa Rusia siap untuk membekukan produksi minyak pada level saat ini. Putin juga menyampaikan terima kasih kepada Obama selama pertemuan pada hari Minggu di Lima, atas kerja samanya selama ini.
Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan presiden baru, Donald John Trump, bersedia “berdamai” dengan Rusia. Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan bahwa presiden Trump telah mengkonfirmasi jika dirinya bersedia menormalkan hubungan AS dan Rusia yang sedang memanas. Secara mengejutkan, Putin juga siap menyambut Presiden Barack Obama di Rusia. ”Presiden terpilih menegaskan bahwa dia bersedia untuk menormalkan hubungan Rusia-Amerika.
”Saya mengatakan kepadanya bahwa kami akan senang melihat dia (Obama) di Rusia kapan saja jika dia ingin, (jika) bisa dan memiliki keinginan,” ujar Putin. Saya mengatakan kepadanya sama. Kami tidak membahas di mana dan kapan kita akan bertemu,” kata Putin, dalam konferensi pers di Lima, Peru, setelah KTT APEC, hari Minggu, seperti dikutip Reuters, Senin (21/11/2016).
”Para presiden menyatakan kekecewaannya bahwa tidak ada kemajuan yang telah dicapai pada (krisis) Ukraina,” kata Peskov. Meski demikian, Donald Trump, belum memberikan keterangan resmi kepada publik soal kesediannya “mendamaikan” hubungan AS dan Rusia yang telah memanas selama ini.