Posted by PT. Solid Gold Berjangka on Minggu, 30 Oktober 2016
"Seiring meningkatnya curah hujan, maka potensi bencana alam semakin meningkat," ujar Sutopo dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (30/10). Potensi banjir bandang dapat terjadi di semua wilayah Indonesia. Karena itu, masyarakat diimbau meningkatkan kesiapsiagaan dan sering mencermati laporan peringatan dini cuaca dari BMKG.
Terlebih, lanjut Sutopo, pasokan uap air dari wilayah sebelah selatan Jawa masih melimpah. Kondisi ini didorong menghangatnya suhu muka air laut di Samudera Indonesia. Sejumlah daerah yang sebelumnya dipetakan potensial mengalami bencana banjir, tanah longsor dan angin topan tetap rawan bencana saat musim penghujan. Sementara itu, kondisi cuaca ekstrem seperti yang terjadi di Bandung dan Garut dapat terjadi di daerah lain.
"Kritisnya daerah aliran sungai, minimnya kawasan resapan air, tingginya degradasi lingkungan dan banyaknya permukiman yang berkembang di daerah rawan bencana menyebabkan hampir semua daerah daerah makin rentan menghadapi bencana," ujar Sutopo. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Desember hingga Februari 2017.
BNPB: Tanah Longsor Bencana Paling Mematikan Selama 2016 | PT. Solid Gold Berjangka
Sutopo mengingatkan jika bencana tanah longsor masih berpotensi terjadi pada akhir tahun hingga akhir puncak musim penghujan, yakni Februari 2017. Sementara itu, berdasarkan sebaran bencana, ada enam provinsi dengan kejadian bencana tertinggi. "Longsor adalah bencana yang paling mematikan hingga saat ini, karena telah menewaskan 149 orang. Selain itu, ada bencana banjir yang menyebabkan 130 orang tewas dan kombinasi banjir dan longsor menewaskan 45 orang," ujar Sutopo dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (30/10).
Menurut Sutopo, berdasarkan data yang dihimpun BMKG hingga Oktober, ada 1.853 kejadian bencana alam di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 89 persennya merupakan bencana hidrometeorologi yaitu bencana yang dipengaruhi oleh cuaca seperti banjir, longsor, puting beliung dan gelombang pasang. Sisanya, yakni sebanyak sembilan persen adalah kebakaran hutan dan lahan, dan 2 persen bencana geologi yaitu gempabumi dan erupsi gunung berapi.
"Puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Desember hingga Februari 2017 mendatang. Seiring meningkatnya curah hujan, maka potensi bencana alam semakin meningkat," tuturnya. Keenam provinsi yakni Jawa Tengah ( 456 kejadian), Jawa Timur (298 kejadian), Jawa Barat (256 kejadian), Kalimantan Timur (174 kejadian), Aceh (70 kejadian) dan Sumatera Barat (69 kejadian).
Selain menewaskan korban, ketiga bencana juga menyebabkan 2,4 juta warga Indonesia mengungsi, 5.221 rumah rusak berat, 6.073 rumah rusak sedang, 18.441 rumah rusak ringan. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Penanggulangan Bencana Nasional, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan tanah longsor menjadi bencana dengan korban jiwa terbanyak pada 2016. Potensi bencana tanah longsor meningkat pada puncak musim hujan mendatang.
Ratusan Jiwa Mengungsi Akibat Sungai Citarum | PT. Solid Gold Berjangka
Akibatnya, 556 jiwa dari tiga Kecamatan mengharuskan mengungsi di posko evakuasi di antaranya Gedung Inkanas, Gedung Baleendah, Gedung Tanggo dan sembilan titik di Kecamatan Dayeuh Kolot. "Untuk Kecamatan Baleendah, RW 06, 07, 08, 09 13 itu terendam dengan tinggi 140-150 Centimeter. Sedangkan di RW 06, 09 dan 01 terendam sampai 90 centimeter," kata Joshua, Minggu (30/10/2016). Sedangkan di Kecamatan Bojong Soang, tiga RW yaitu 01, 03 dan 14, terendam dengan ketinggian 80 centimeter dan kampung Cigeber yang terendam dari ketinggian 100 centimeter sampai dengan 150 centimeter.
"di gedung Inkanas mengungsi sebanyak 201 jiwa dari 61 KK. di gedung Baleendah mengungsi sebanyak 45 jiwa dari 48 KK. Sedangkan di Kecamatan Dayeuh Kolot ada 9 titik sebanyak 265 jiwa, sedangkan di gedung Tanggo sebanyak 45 jiwa," jelasnya. Bahkan, sebanyak 556 jiwa dari tiga Kecamatan Baleendah, Dayeuh Kolot dan Bojong Soang terpaksa harus mengungsi.
"Kemudian ada kampung Sangkurian yang terendam hingga 150 centimeter, Kampung Citereup 180 centimeter, Kampung Bojong Asih 180 centimeter, komplek Zipur 80 centimeter, kampung Balero 180 centimeter, kampung Kaum 180 centimeter, Kampung Cilisung 150 centimeter dan RW 02 Kelurahan Pasawahan 100 centimeter," katanya. Banjir parah melanda beberapa wilayah di Kabupaten Bandung akibat hujan deras sejak Sabtu (29/10/2016) kemarin.
Untuk Kecamatan Dayeuh Kolot, di antaranya Kampung Leuwi Bandung yang terendam hingga 130 centimeter, Kampung Lamajang dan Lamajang Pentas terendam mencapai 70 centimeter. Koordinator Humas dan Protokoler Basarnas Provinsi Jawa Barat, Joshua Banjarnahor mengatakan, di Kecamatan Baleendah, terdapat delapan Rukun Warga (RW).