Posted by PT. Solid Gold Berjangka on Minggu, 30 Oktober 2016
Presiden Park (64) adalah perempuan pertama yang memimpin Korsel setelah memenangkan pemilihan presiden pada 2012. Warga Korsel marah dengan sikap Presiden Park. Skandal ini secara tidak langsung terus mengikis popularitasnya menjelang pemilu tahun depan. Apalagi, sejumlah partai oposisi terus mendesak Presiden Park untuk mengundurkan diri.
Desakan agar Presiden Park mengundurkan diri tampaknya tidak terbendung lagi. Massa yang berunjuk rasa terus bertambah. Petugas kepolisian mengatakan terdapat sekira 8.000 massa demonstran yang turun ke jalan. Choi Soon-sil, yang tidak memiliki jabatan dalam pemerintahan, malah ikut campur tangan dalam proses pembuat kebijakan. Bahkan, ia juga dituding memanfaatkan jaringannya dengan presiden guna memperoleh keuntungan pribadi. Demikian sebagaimana dilansir BBC, Minggu (30/10/2016).
Ribuan warga Korea Selatan (Korsel) turun ke jalan untuk mengadakan aksi unjuk rasa menuntut Presiden Park Geun-hye mengundurkan diri dari jabatannya. Protes ini muncul setelah Presiden Park mengakui bahwa ia mengizinkan teman lainnya untuk mengeditkan pidato politik. Saat memimpin, Park mengajukan seorang presiden dapat diizinkan untuk menjabat sebagai kepala negara selama dua periode berturut-turut.
Melihat aksi demonstrasi yang terus meluas, Presiden Park mulai mengambil tindakan. Pada pekan lalu, Park meminta maaf ke warga Korsel yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi negara. Namun, usaha tersebut gagal untuk membendung kemarahan warga. Sumber lainnya bahkan menyebut jumlah demonstran mencapai 20 ribu orang. Para demonstran membawa poster bertulis “Turun, Park Geun-hye.
” Menanggapi krisis politik yang terjadi di Korsel mengkritik Presiden Park. “Park telah kehilangan otoritasnya sebagai presiden dan menunjukkan bahwa dia tidak memiliki kemampuan dasar untuk memimpin negara,” ujar anggota partai oposisi Jae-myung Lee.
Presiden Korsel Terima Peletakan Jabatan Para Staf Akibat Skandal | PT. Solid Gold Berjangka
Park terjerumus dalam skandal karena tuduhan dia membiarkan Choi memperoleh akses dan memberi masukan dalam masalah kenegaraan yang penting. Juga hari Minggu, perempuan yang menjadi pangkal skandal politik presiden pulang ke Seoul dari Jerman.
Pengacara Choi Soon-sil mengatakan Choi “akan dengan giat menanggapi penyelidikan kejaksaan dan akan memberi kesaksian berdasarkan fakta-fakta.” Presiden Korea Selatan yang sedang dalam skandal penyalahgunaan kekuasaan menerima peletakan jabatan beberapa staf utamanya hari Minggu (30/10).
Seorang juru bicara kepresidenan mengatakan Park Geun-hye menerima peletakan jabatan kepala stafnya dan sekertaris senior urusan koordinasi kebijakan, masalah politik, masalah sipil dan hubungan masyarakat.
Terbelit Skandal, Presiden Korsel Minta 10 Pejabat Mundur | PT. Solid Gold Berjangka
Skandal tersebut membuat popularitas Park Geun-hye terjun bebas. Warga Korsel ramai-ramai memintanya untuk mengundurkan diri. Choi Soon-sil dilaporkan mengotaki pendirian dua yayasan nirlaba tersebut. Keduanya berhasil memperoleh dana sebesar USD70 juta (setara Rp915 triliun).
Woo Byung-woo dianggap bersalah karena gagal mencegah Choi Soon-sil mempengaruhi urusan negara. Woo juga terlibat kasus korupsi yang membelit keluarganya. Presiden Korea Selatan (Korsel) Park Geun-hye meminta 10 staf senior Gedung Biru untuk mengundurkan diri.
Sementara Ahn Jong-bom dicurigai karena membantu Choi Soon-sil menekan sejumlah perusahaan untuk memberikan sumbangan besar kepada Yayasan Mir dan K-Sports yang diluncurkan Oktober 2015 dan Januari 2016. Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Lee Won-jong sudah mengajukan pengunduran diri pada Rabu 26 Oktober 2016. Hubungan keduanya menghantui karier politik Park meski Choi Tae-min telah meninggal pada 1994. Keluarga Choi diduga menggunakan hubungannya dengan Park untuk menyuap sejumlah pejabat pemerintah dan pengusaha.
Choi Soon-sil dicurigai menyalahgunakan sejumlah besar dana sumbangan tersebut untuk kepentingan pribadi. Permintaan dikeluarkan di tengah skandal membocorkan informasi negara kepada Choi Soon-sil yang membelit perempuan berusia 64 tahun itu.
Park sendiri sudah meminta maaf secara terbuka dan berjanji untuk membenahi jajaran pembantunya dengan segera melakukan reshuffle. Choi mengaku menerima sejumlah dokumen negara dari Park, tetapi menolak tuduhan mencampuri urusan negara atau menekan sejumlah perusahaan untuk mendonasikan uang ke yayasan.
Relasi antara keduanya terjalin sejak 1970 ketika ayah Soon-sil, Choi Tae-min, menjadi mentor pribadi Park Geun-hye. Pengacara Choi Soon-sil, Lee Gyeong-jae, menuturkan kliennya itu saat ini tengah berada di Jerman dan siap kembali ke Korsel jika diminta secara resmi oleh pengadilan.
Seperti dimuat The Guardian, Sabtu (29/10/2016), Sekretaris Senior Kepresidenan untuk Urusan Sipil Woo Byung-woo, Sekretaris Senior Urusan Ekonomi Ahn Jong-bom, menjadi salah dua dari 10 orang yang diminta untuk mundur.