Posted by PT. Solid Gold Berjangka on Senin, 07 November 2016
“Para tersangka diperiksa masih terkait proses pelepasan aset PT PWU dan posisi kedua tersangka saat menjabat sebagai pejabat PT PWU saat itu,” Tambahnya. Kepala Seksi Penyidikan (Kasidik) Pidsus Kejati Jatim, Dandeni Herdiana mengungkap bahwa Wisnu Wardhana telah berkirim surat ke penyidik.
Mantan Ketua DPRD kota Surabaya, Wisnu Wardana (WW), tersangka dalam kasus pelepasan aset PT Panca Wira Usaha (PWU) Jawa Timur, mangkir dalam pemeriksaan sebagai saksi oleh penyidik pidana khusus Kejati Jatim, dengan tersangka Dahlan Iskan, Senin (7/11/2016). Untuk diketahui, kasus aset PWU diusut Kejati Jatim pada 2015 lalu. Diduga, terjadi pelepasan sebanyak 33 aset milik PWU yang bermasalah.
Namun penyidik masih fokus terhadap penanganan hukum dua aset PWU di Kediri dan Tulungagung yang dilepas dibawah NJOP senilai Rp 25,7 miliar. Dandeni mengungkapkan, seyogyanya hari ini tersangka WW diperiksa sebagai saksi dengan tersangka Dahlan Iskan. Sementara Dahlan Iskan telah memenuhi panggilan penyidik Kejati Jatim untuk pemeriksaan lanjutan sebagai tersangka.
Mantan Dirut PT PLN ini tiba di Kejati Jatim sekitar pukul 08.40 WIB, dengan didampingi Kuasa hukumnya Pieter Talaway. “Dalam surat yang dikirimkan pihak tersangka, tertulis keterangan bahwa pada hari ini tersangka tidak bisa memenuhi panggilan penyidik karena sakit,” ujarnya.
Cerita Polisi Soal Marwah Daud Ditipu Maha Guru Padepokan Dimas Kanjeng | PT. Solid Gold Berjangka
Rombongan yang berziarah itu merasa senang karena bisa mencium ulama kharismatik yang sudah wafat. Bangga karena mendapatkan tasbih. Padahal, Abah Holil palsu settingan Dimas Kanjeng dan Vijay. Vijay merupakan orang yang memberikan upah kepada Abah setingan.
Vijay menceritakan, pernah ada rombongan yang ikut kegiatan ziarah bersama Dimas Kanjeng Taat Pribadi di makam ulama kharismatik Mbah Cholil, di Bangkalan, Madura. Orang biasa direkayasa menjadi tokoh ulama kharismatik di Bangkalan, Madura yang sudah wafat, untuk menemui pengikutnya termasuk Marwah Daud Ibrahim.
"Abah ini setingan saja. Disuruh apapun mau tergantung sutradaranya," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono, Senin (7/11/2016). Salah satu rombongan yang ikut mencium tangan dan mendapatkan tasbih adalah mantan politisi Partai Golkar Marwah Daud Ibrahim.
Saat itu, Vijay menyeting Biwa Sutarno warga Jakarta sebagai Abah Holil untuk menemui pengikut Dimas Kanjeng yang sedang berziarah di makam Mbah Cholil, Bangkalan. Modus penipuan yang dilakukan tersangka Dimas Kanjeng Taat Pribadi cukup rapi dan membuat orang yakin.
"Bu Marwah juga ikut rombongan dan sempat mencium tangan dan mendapatkan tasbih dari Abah Holil settingan Taat dan Vijay," tuturnya. Ada cerita dari pengakuan tersangka SP Ramandathan alias Vijay ke penyidik. "Mungkin mereka (rombongan) tidak tahu wajahnya Mbah Cholil. Jadi mereka senang saja ketika ditemui Abah Holil settingan Vijay ini," kata penyidik yang tidak mau disebutkan namanya.
Di kemudian hari, Marwah bertemu dengan Vijay. Dengan bangganya, Marwah menceritakan pengalaman 'spritualnya' saat berziarah di makam Mbah Cholil Bangkalan, karena sempat mencium tangan dan mendapatkan tasbih dari Abah Holil.
Cina Halangi Langkah Politisi Hong Kong Menjadi Anggota Parlemen | PT. Solid Gold Berjangka
Pemerintah Cina menganggap sumpah tersebut tidak sah dan tidak bisa diulang. Dalam sebuah pernyataan tertulis, Pemerintah Cina menyebut pemegang jabatan publik harus tulus dan bersungguh-sungguh mendeklarasikan kepatuhan pada Cina.
Sikap Pemerintah Cina tersebut adalah intervensi terbesar selama Hong Kong kembali ke pangkuan Cina sejak 1997. Hal itu kemudian memicu gerakan protes di daerah bekas koloni Inggris tersebut. Langkah tersebut menjadi kontroversial karena menyulut pergerakan menuntut otonomi yang lebih besar dari Cina daratan.
Hong Kong sedang menghadapi krisis politik. Krisis ini terjadi usai pemerintah Cina menghalangi dua politisi pro kemerdekaan Hong Kong menjadi anggota legislatif. Anggota senior kelompok pro demokrasi Emily Lau menilai Beijing memilih intervensi karena khawatir munculnya gerakan serupa di Tibet dan Xinjiang.
Semakin keras tekanan, semakin kuat mereka akan mencoba tampil," ujar Lau. Mereka menunjukkan sikap mereka dengan membawa bendera biru bertuliskan Hong Kong bukan Cina. Yau dan Leung menolak patuh pada Cina dalam upacara pengambilan sumpah anggota legislatif Hong Kong pada bulan lalu.
Meski begitu, sikap Cina belum mampu meredam tuntutan otonomi yang lebih besar atau bahkan kemerdekaan untuk Hong Kong. Pemerintah Cina menyebut Yau Wai-ching dan Sixtus "Baggio" Leung tak bisa mendapatkan jabatan tersebut.
"Hal ini akan mempertahankan persatuan dan kedaulatan bangsa," ujar Kepala Komite Hukum Dasar Parlemen Cina Li Fei dalam konferensi pers seperti dikutip The Guardian, Senin (7/11). Menurutnya, saat ini banyak pemuda Hong Kong yang mendukung gagasan kemerdekaan. "