Keduanya juga berhasil dievakuasi secara manual dalam kondisi selamat. "Ada dua pekerja bangunan. Namun, mobil hidrolik itu tak mampu menjangkau api yang telah merambat hingga ke lantai tertinggi.
"Informasinya ada satu pekerja luka ringan, tidak signifikan. Sudah dievakuasi tadi, kita tuntun turun dari tangga darurat," ungkap Hardi. Petugas menyisir titik api hingga ke atas melalui tangga gedung," kata Hardi di lokasi.
"Petugas terpaksa melakukan pemadaman secara manual. Kasudin Damkar Jakarta Barat, Hardisiswan mengatakan, pihaknya juga menerjunkan satu unit mobil sky lift. Ia menambahkan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Sebanyak 27 unit mobil pemadam kebakaran (Damkar) diterjunkan guna memadamkan api di Gedung Neo Soho, Taman Anggrek, Jakarta Barat, Rabu (9/11/2016). Sudah mendapat pertolongan dari tim medis. Tidak sampai dibawa ke Rumah Sakit," pungkas Hardi.
Selanjutnya, Hardi menuturkan, petugas Damkar juga telah berhasil mengevakuasi dua orang pekerja yang terjebak di sekitar lantai 23 gedung tersebut. Meski begitu, petugas Damkar telah menerima informasi terdapat satu pekerja bangunan yang mengalami luka ringan saat kebakaran berlangsung.
Cek Kematian Abu Jandal, BNPT Kirim Tim ke Suriah dan Irak | PT. Solid Gold Berjangka
"Kita tahu bersama bahwa info-info yang beredar, bisa beredar dari siapa ke siapa, yang buat orang lain terus diterima keluarga, dan bisa menjadi berita berantai. Petrus mengatakan, berita meninggalnya Abu Jandal belum bisa dibuktikan dan harus diselidiki terlebih agar tidak menjadi berita bohong. Kami kerjasama dengan otoritas setempat," kata Irjen Pol Petrus Reinhard Golose, Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu(9/11/2016).
Hal tersebut disampaikan oleh Irjen Pol Petrus Reinhard Golose, Deputi Kerjasama Internasional BNPT saat konferensi pers di acara Sidang Umum Interpol ke 85 di Nusa Dua Bali. Petrus mengatakan, kematian Abu Jandal harus dibuktikan dengan hal yang signifikan, seperti menemukan jasadnya untuk bisa diidentifikasi.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), telah mengirim tim ke Irak dan Damaskus Suriah untuk memastikan kebenaran kematian dari Panglima ISIS asal Indonesia, Salim Mubarak At Tamimi alias Abu Jandal. "Kami juga mengirim tim dari BNPT baik ke Damaskus Suriah maupun Irak.
Dia mencontohkan kasus kematian Dul Matin, sebelumnya juga sampai tiga kali diberitakan meninggal dari mulai meninggal di Filipina sampai ditemukan di Pamulang. Bisa saya katakan berlebihan, mendahului informasi yang benar," tambahnya.
Korupsi E-KTP, KPK: Pasti Ada Tersangka Baru | PT. Solid Gold Berjangka
Sebelumnya, Ketua KPK Agus Rahardjo menyebut tak mungkin kerugian yang mencapai Rp2 triliun hanya dinikmati dua orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka itu.Terlebih lagi total kerugian negara dalam proyek di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini mencapai Rp2 triliun. “Tapi (kita) sangat serius untuk menyelesaikan kasus e-KTP ini,
karena memang banyak sekali kerugian negaranya. Jadi, kami ingin tahu sebaik-baiknya," jelas dia. "Kami lagi mengerjakannya dengan sangat hati-hati tapi cepat dan teliti. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami keterlibatan sejumlah pihak dalam kasus dugaan korupsi pengadaan proyek kartu tanda penduduk berbasis elektronik (e-KTP).
Bahkan, tak menutup kemungkinan ditetapkannya tersangka baru dalam waktu dekat Jadi sabar sajalah, kalau ada tersangka baru pasti ada, tergantung bukti saja nanti gimana,” kata Wakil Ketua KPK Laode M Syarif usai mengisi kuliah umum di kawasan Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (9/11/2016).
Hingga kini KPK baru menetapkan dua tersangka, yakni mantan Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Irman; dan Direktur Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan Ditjen Dukcapil Kemendagri, Sugiharto. Syarif mengungkapkan, KPK sangat serius dalam menyelesaikan penyidikan kasus dugaan korupsi dalam proyek yang menelan anggaran hingga Rp6 triliun pada 2011–2012. Namun, Agus belum mau membeberkan lebih jauh para penikmat uang korupsi e-KTP ini.
Seperti diketahui, dalam mengusut kasus korupsi e-KTP, KPK sudah memeriksa beberapa nama besar, di antaranya mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin; mantan Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi; dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo.