Posted by PT. Solid Gold Berjangka on Selasa, 01 November 2016
"Namun sudut pandang kita sebagai polisi sudah terjadi polarisasi atau pemisahan masyarakat Indonesia mendukung pasangan calon masing-masing,” imbuhnya. Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian mengajak seluruh anggota Polri untuk netral menjelang Pilkada Serentak 2017. Posisi kita netral tak memihak,” tambah Tito.
Pemungutan suara dilaksanakan tanggal 18 Februari 2017. Namun kata dia, eskalasi politik mulai meningkat. “Memang pesta demokrasi wajar memilih pemimpin," kata Tito dalam sambutannya, Senin (31/10/2016). Tito menambahkan, dari sudut pandang Kepolisian, hal itu dapat menimbulkan potensi konflik untuk memenangkan pasangan calon. “Karena tugasnya banyak membantu back up seperti pilkada, kita akan terus berikan dukungan," ungkap Tito
"Tugas kita jaga agar negara ini tetap berdiri. Pemerintahan konstitusional tetap berdiri dengan aman damai lancar. Pimpinan yang terpilih siapapun dia akan dapat dukungan dari rakyat.
Tito menegaskan, Korps Brimob adalah anggota pasukan elite atau pasukan khusus yang akan terus dikembangkan. Salah satunya dalam pengadaan alat dan anggaran. “Kami tak punya hak memilih jadi faktor yang menentukan kita berdiri pada posisi netral. Netral terhadap dinamika politik yang terjadi. Tapi jaga dengan lancar untuk menentukan siapa pemimpinnya," ucapnya.
"Anggaran pengadaan alat-alat. Dalam beberapa tahun ini cukup banyak lebih dari Rp1 triliun untuk pengembangan Brimob. Karena itu kita harus bangga jadi bagian korps elite Polri,” tandasnya. Hal itu disampaika Tito dalam memberi arahan kepada anggota Korps Brimob Kelapa Dua, Depok. Tito menjelaskan, tahapan pilkada sudah mulai bergulir. . Terkadang sesuai aturan tapi memghalalkan segala cara.
Antisipasi Kericuhan, Kapolri Siapkan 16 Ribu Personil Polisi | PT. Solid Gold Berjangka Cabang Palembang
Aparat keamanan gabungan itu dikerahkan agar suasana demo tetap berjalan lancar tanpa keributan. Ia juga mengingatkan, supayaa para pendemo tetap waspada dalam melakukan aksi 4 November mendatang. Jelang pelaksanaan aksi unjuk rasa pada 4 November besok, Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah menyiapkan sebanyak 16 ribu personel Polri dan 2 ribu personel TNI.
"Kami harap prinsip ini dipatuhi betul," ujar Tito kepada wartawan. Diantaranya adalah tidak boleh mengganggu ketertiban umum, tidak boleh menganggu hak asasi orang lain, harus mengindahkan etika dan moral, serta tidak diperbolehkan untuk menghujat. Terakhir harus menjaga persatuan bangsa.
"Tolong diwaspadai jangan sampai ada yang mengganggu," imbuh Tito. Tito juga menyampaikan, ada beberapa aturan yang harus ditaati para demonstran saat menyalurkan aspirasi. Khawatirnya, ada penyusup masuk barisan yang ingin memporak-porandakan suasana aksi.
Kapolri Jamin Tidak Ada Peluru Tajam dalam Penanganan Demonstrasi 4 November | PT. Solid Gold Berjangka Cabang Palembang
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, anggota Brimob dilarang untuk menggunakan peluru tajam dalam menghadapi para pengunjuk rasa, karena mereka bukanlah pelaku kriminal. “Instruksi saya untuk pasukan yang berhadapan dengan demonstran tidak boleh bawa senjata apalagi peluru tajam.
Kapolri menerangkan, setiap anggota Brimob harus benar-benar mengerti semua aturan yang terdapat di dalam Standar Operasional Prosedural (SOP). ada tim dipersiapkan khusus bila terjadi kontigensi(situasi berubah).
Dialog terus kita lakukan untuk redam situasi,” jelas Kapolri. Hal tersebut dikemukakan Kapolri di Markas Komando Brimob, Kepala Dua, Depok, Senin (31/10/2016).